Minggu, 08 Mei 2011

Asal Mula Perang Agama

@lamotte.pagesperso-orange.fr


Awal abad ke XVI di Eropa, terjadi perubahan fungsi gereja. Para pemuka agama yang dulu merupakan orang-orang shaleh dan sederhana, penjaga moral rakyat, berubah. Perubahan ini terlihat dari gaya hidup mereka dari yang sederhana menjadi sangat mewah. Mereka pun bukan lagi para alim yang tinggal di gereja, namun lebih seperti para bangsawan yang suka berfoya-foya. Mereka juga bebas keluar masuk istana, seperti istana itu tempat tinggalnya. Tidak cukup hanya itu, kaum rohaniawan ini juga memiliki wewenang yang besar dalam perannya mengatur negara. Sebagai contoh, mereka bisa mengintervensi kebijakan politik yang ada, ikut campur dalam kehidupan militer, atau bahkan juga menaikkan pajak yang ditarik kepada rakyat.


Dalih untuk kelangsungan aktivitas gereja, para rohaniawan ini menjual pula ’kartu pengampunan’ (des indulgences). Kartu pengampunan ini bisa digunakan oleh si pembeli untuk mendapatkan pengampunan Tuhan atas semua dosa yang pernah dilakukannya. Kartu pengampunan ini harus dibeli dengan uang lho.

Pada tahun 1517, Paus Léon X bahkan mengeluarkan ’kartu pengampunan spesial’. Kartu pengampunan spesial ini diberikan kepada siapa saja yang mau membantu beaya pembangunan Gereja Saint-Pierre di Roma.

Kondisi di Prancis sendiri saat itu tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Para pemuka agamanya telah jauh menyimpang pula. Para pastur, uskup, atau kepala biara tidak lagi tinggal di paroki, keuskupan, atau biara. Banyak dari mereka yang menikah dan memiliki anak. Padahal agama melarang mereka memiliki keluarga (anak dan istri).

Keadaan tersebut diperparah dengan adanya perjanjian keagamaan antara Paus dan pemerintah di Bologna (concordat de Bologne). Dimana saja ada raja, dapat dipastikan ada perwakilan gereja di sana. Mereka mudah dikenali dari cara berjalannya yang mendongak dan congkak serta kerepotan yang dilakukannya. Para pemuka agama pada saat itu lebih sibuk mengurusi masalah duniawi daripada agama.

Namun ada dua macam jenis rohaniawan di sana, yaitu ;
a.     Rohaniawan kesayangan raja yang kerap dipanggil dan ditunjukkan kepada teman-teman kerajaan. Golongan ini banyak mengurusi hal-hal penting dan besar. Gaji yang mereka terima pun cukup besar. Rohaniawan jenis ini masuk dalam kelas bangsawan.
b.     Rohaniawan buta huruf yang kehidupannya agak sulit dan ada dalam golongan masyarakat kelas bawah.
Untuk para rohaniawan golongan pertama ini, kehidupan mewah yang mereka jalani juga berkat pajak atas nama gereja yang ditarik dari para jemaatnya.

Perjanjian keagamaan ini berjalan dengan mulus dan lancar di masyarakat shaleh yang mempercayai gereja sepenuhnya. Mereka adalah para penyembah Perawan Suci dan orang - orang suci. Hal tersebut terlihat pada banyaknya kapel dan patung yang merepresentasikan Saint Cristhope dan Saint Antoine. Dipercayai dengan patung-patung tersebut mampu menolak beragam penyakit (epidemi).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar