Minggu, 08 Mei 2011

Mengenal Voltaire

@timesonline.typepad.com



Voltaire adalah penulis yang beruntung. Itulah pendapat saya saat membaca biografinya. Memang, menjadi seorang penulis mumpuni tidaklah cukup dengan sebuah keberuntungan namun situasi yang mendukung tidak bisa dielakkan menjadi satu penentu pula akan kemasyuran seseorang. Voltaire adalah salah satunya.


Satu dari penulis besar Prancis

Di abad XVIII masehi, ketika kebudayaan Prancis mendominasi dataran eropa, pada saat itu pulalah Voltaire mewarnai kebudayaan Prancis dengan karya-karyanya. Semua tulisan Voltaire dikenal luas oleh masyarakat dalam berbagai genre, seperti naskah drama, novel, esai sejarah, dongeng, sajak, puisi kepahlawanan, artikel sains dan budaya, pamflet, kritik sastra, dan lebih dari 20 ribu surat.

Voltaire sendiri lahir pada tanggal 21 November 1694 dan meninggal di usia 83 tahun. Alasan utama Voltaire memilih menjadi penulis adalah wujud pembangkangannya terhadap ayahnya yang mengatakan kalau dia tidak akan bisa hidup hanya dengan mengandalkan tulisannya. Meskipun begitu, sepanjang keberadaannya di mana Voltaire mewarnai Prancis dengan tulisannya hampir selama empat puluh tahun, dia adalah penulis yang sangat termasyur dan sempat kaya.  


Penulis inspiratif


Karya-karya filosofis dari Voltaire sangatlah terkenal. Biasanya Voltaire menulis dengan gaya ironis yang kental. Ia juga menentang ketidakadilan, fanatisme, kekejaman, dan perang. Voltaire merupakan penulis yang kerap mengkritik raja dan gereja. Hal tersebut ia lakukan dengan tujuan adanya reformasi di bidang politik dan sosial di negaranya. Pilihan menjadi oposan raja dan gereja membawa implikasi akan resiko dimasukkan ke dalam penjara. Itulah sebabnya, Voltaire sangat jarang berada di Paris, sebab dianggap berbahaya.

Ayah Voltaire adalah seorang notaris. Sejak usia 9 sampai 17 tahun, ia belajar di sekolah jesuit Louis-Le-Grand. Ketika lulus, ayahnya memintanya magang di kantor pengacara namun ditolak oleh Voltaire sebab ia ingin konsentrasi pada sastra. Alih-alih berada di kantor pengacara, ia mengahabiskan sebagian besar waktunya menjadi memimpin perkumpulan orang-orang prancis.

11 bulan di penjara Bastille


Pada tahun 1717, Voltaire ditangkap dan dimasukkan dalam penjara Bastille. Hal itu disebabkan karena ia dituduh mencaci maki wali raja, Philippe II d’Orléans. Voltaire baru bebas 11 bulan kemudian ketika ia terbukti tidak bersalah. Selama di penjara, Voltaire menulis karya pertamanya, ”Œdipe”. Sekeluarnya dari penjara, Voltaire melanjutkan menulis naskah teater. Ia percaya akan termasyur kelak dan berhasil berkat tulisan-tulisannya.


Kali Kedua ke Penjara Bastille

Pada tahun 1726, pada sebuah pertunjukkan teater, Voltaire memperhatikan dengan sebelah mata cara berpakaian seorang bangsawan muda, Chevalier de Rohan. Yang diremehkan bukannya tidak tahu. Si bangsawan merencanakan sebuah balas dendam atas perlakuan Voltaire dengan memukulnya. Meskipun berbadan tidak sekekar atlet, namun Voltaire pernah belajar menggunakan anggar sehingga ia pun menantang si bangsawan duel. Surat tantangan yang dilayangkan Voltaire mendapat tanggapan dari keluarga si bangsawan yang kebetulan memiliki kekuasaan kuat di istana sehingga Voltaire pun ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara Bastille. Sekeluarnya dari penjara, Voltaire pun memutuskan meninggalkan negaranya dan pergi ke Inggris.   


2 komentar: